Charles Horton Cooley (1864 – 1929)
C.
H. Cooley lahir di Michigan, Amerika Serikat, anak Thomas M. Cooley
seorang
ahli hukum terkenal. Pada mulanya Cooley belajar
teknik mesin elektro kemudian belajar ekonomi. Setelah lulus
akademis dia bekerja di pemerintahan pada departemen komisi
pengawas, dan kantor sensus. Pada tahun 1892 Cooley menjadi
dosen ilmu ekonomi, politik, dan sosiologi di universitas Michigan.
Ilmuan yang banyak dipengaruhi oleh George Herbert Mead dan Sigmund
Frued ini tergolong dalam sosiolog interaksionisme simbolik klasik. Sumbangannya kepada sosiologi adalah tentang sosialisasi, dan interaksi sosial.
|
Auguste Comte (1789 - 1857)
Comte
lahir di kota Montpellier, Perancis selatan dari keluarga kelas
menengah konservatif. Comte mengikuti pendidikan di Ecole
Polythecnique di Paris sebagai pusat pendidikan berhaluan liberal.
Istilah
'sosiologi' diperkenalkan oleh Comte dari Prancis pada 1939 yang
ditujukan terhadap keseluruhan pengetahuan manusia tentang kehidupan
bermasyarakat. Comte mendapat kehormatan sebagai Bapak Sosiologi melalui
karya filsafat positifnya. Nama lengkap Auguste Comte adalah Isidore Auguste Marie Francois
Xavier, seorang filsuf dan ilmuwan sosial terkemuka yang sangat
berjasa dalam perkembangan ilmu sosiologi.
|
David Émile Durkheim (1858 - 1917)
Durkheim dilahirkan di
Épinal, Prancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga
Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup
Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya
dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan
berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian,
latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan
rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan
darah dengannya.
Emile Durkheim adalah orang pertama yang mencoba
melepaskan dominasi kekuatan aliran filsafat dan psikologi yang masih
mempengaruhi sosiologi zaman Comte. Durkheim menunjuk "fakta sosial"
sebagai yang harus dipelajari melalui penelitian dan bukan sekedar
proses berpikir semata (spekulatif).
|
Herbert Spencer (1820 - 1903)
Herbert Spencer lahir di Derby Inggris. Ayahnya ,seorang guru, bersikap
amat kritis terhadap agama, hal mana meninggalkan kesan yang dalam pada
anaknya. Ia melepaskan iman Kristen. Selama hidupnya ia sukar diajak
bergaul, dan ia selalu nampak beroposisi terhadap nilai-nilai budaya
masyarakat. Ia menjadi terkenal dan berpengaruh di dunia Barat oleh
ajarannya mengenai prioritas individu atas masyarakat, dan prioritas
ilmu pengetahuan atas agama (Realitas Sosial, K.J.Veger, 1984:36).
Herbert Spencer adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan hati", dia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial. Spencer seringkali menganalisis masyarakat sebagai sistem evolusi, ia juga menjelaskan definisi tentang "hukum rimba" dalam ilmu sosial. Dia berkontribusi terhadap berbagai macam subyek, termasuk etnis, metafisika, agama, politik, retorik, biologi dan psikologi. Spencer saat ini dikritik sebagai contoh sempurna untuk scientism atau paham ilmiah, sementara banyak orang yang kagum padanya di saat ia masih hidup.
Menurutnya, objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik,
agama, pengendalian sosial dan industri. Termasuk pula asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Pada tahun 1879 ia mengetengahkan sebuah teori tentang Evolusi Sosial yang hingga kini masih dianut walaupun di sana sini ada perubahan. Ia juga menerapkan secara analog (kesamaan fungsi) dengan teori evolusi karya Charles Darwin
(yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera) terhadap masyarakat
manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat
primitif ke masyarakat industri. Herbert Spencer memperkenalkan
pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh
manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang
tergantung satu sama lain (Sumber: WIKIPEDIA)
|
Karl Heinrich Marx (1818 - 1883)
Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. |
Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun.[2] Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835.
Pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk.[2] Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana.[2] Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin.[2] Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu.[2] Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin.[2] Marx mempunyai keponakan yang bernama Azariel, Hans, dan Gerald yang sangat membantunya dalam semua teori yang telah ia ciptakan.[2]
Di Berlin, minat Marx beralih ke filsafat, dan bergabung ke lingkaran mahasiswa dan dosen muda yang dikenal sebagai Pemuda Hegelian.[2] Sebagian dari mereka, yang disebut juga sebagai Hegelian-kiri, menggunakan metode dialektika Hegel, yang dipisahkan dari isi teologisnya, sebagai alat yang ampuh untuk melakukan kritik terhadap politik dan agama mapan saat itu.[2]
Pada tahun 1981 Marx memperoleh gelar doktor filsafatnya dari Universitas Berlin, sekolah yang dulu sangat dipengaruhi Hegel dan para Hegelian Muda, yang suportif namun kritis terhadap guru mereka.[1] Desertasi doktoral Marx hanyalah satu risalah filosofis yang hambar, namun hal ini mengantisipasi banyak gagasannya kemudian.[1] Setelah lulus ia menjadi penulis di koran radikal-liberal.[1] Dalam kurun waktu sepuluh bulan bekerja disana menjadi editor kepala.[1] Namun, karena posisi politisnya, koran ini ditutup sepuluh bulan kemudian oleh pemerintah.[1] Esai-esai awal yang di publikasikan pada waktu itu mulai merefleksikan sejumlah pandangan-pandangan yang akan mengarahkan Marx sepanjang hidupnya.[3] Dengan bebas, esai-esai tersebut menyebarkan prinsip-prinsip demokrasi, humanisme, dan idealisme muda.[1] Ia menolak sifat abstrak filsafat Hegelian, impian naif komunis utopis, dan para aktivis yang menyerukan hal-hal yang dipandangnya sebagai aksi politik prematur.[1]
Ketika menolak aktivis-aktivis tersebut, Marx meletakkan landasan karyanya.[1] Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakannya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.”[1] Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi).[1](Sumber: WIKIPEDIA)
Ibnu Khaldun (1332 - 1406)
|